Budidaya Pepaya Calina
Siapa yang tak kenal dengan buah pepaya? Buah bercita rasa manis itu terbilang mudah tumbuh di alam Indonesia. Karena itulah buah pepaya gampang ditemui di pasar.
Selain manis, buah pepaya juga mengandung serat tinggi dan vitamin yang berguna untuk tubuh. Karena itu, pepaya populer sebagai cara jitu menghilangkan sembelit.
Salah satu jenis pepaya yang banyak dibudidayakan belakangan ini adalah pepaya calina atau pepaya california. Ada yang bilang pepaya calina berasal dari California, Amerika Serikat.
Namun ada juga yang bilang pepaya calina merupakan hasil pengembangan bibit pepaya lokal oleh ilmuwan Institut Pertanian Bogor (IPB). "Pemberian embel-embel calina bertujuan untuk menimbulkan kesan impor saja," kata Denny Rahmadi, salah satu pengusaha pembibitan pepaya calina di Depok, Jawa Barat.
Salah satu keunggulan pepaya calina adalah ukuran buah yang lebih jumbo. Bobot buah pepaya calina bisa mencapai 2,1 kilogram (kg). "Sementara berat buah buah pepaya lokal hanya berbobot 1,5 kg," jelas Denny.
Denny terjun ke bisnis pepaya calina sejak dua tahun lalu, karena terpengaruh potensi buah pepaya celina yang begitu besar. "Setiap tahun permintaan bibit pepaya calina naik 25%," terang Denny.
Sekedar gambaran, tahun lalu Denny menjual 4.000 bibit pepaya calina per bulan. Tahun ini, ia menjual bibit calina sebanyak 5.000 bibit per bulan.
Bibit yang ia jual itu biasanya memiliki usia tanam satu bulan dengan tinggi pohon 10 centimeter (cm). Pembeli bibit kebanyakan dari sekitar Depok saja. "Setiap batang bibit itu saya jual Rp 2.000," ujar Denny.
Dari hasil penjualan bibit pepaya calina itu, Denny bisa mendulang omzet Rp 10 juta per bulan. Namun Denny tidak hanya mengandalkan bibit saja, ia setiap bulan rutin memetik buah pepaya calina dari kebun buah miliknya. "Dalam sebulan saya panen sampai 8 ton," terang Denny.
Denny menjual pepaya calina mulai harga Rp 3,5 juta per ton hingga Rp 4 juta per ton. Dalam sebulan, Denny mendapatkan omzet Rp 28 juta dari penjualan buah pepaya calina itu. "Konsumen terbesar ada di Jakarta, Balikpapan, dan Palembang," kata pemilik CV Pesona Raya Persada itu.
Pemain lain bisnis pepaya calina adalah Andi Sutrisno, pemilik CV Annazahra di Solo, Jawa Tengah, yang buka usaha pembibitan sejak 2010. Sama dengan Denny, Andi juga melirik potensi besar bisnis pepaya calina. "Kebutuhan pepaya nasional baru tercukupi 80%," terang Andi.
Setiap bulan Andi bisa menjual 3.000 bibit dengan harga Rp 2.500 per bibit dengan omzet Rp 7,5 juta. Sedangkan untuk buah pepaya calina, Andi menjualnya mulai dari Rp 4 juta - Rp 5 juta per ton. "Sebulan saya menjual buah sebanyak 4 ton," kata pria berusia 40 tahun itu.
Dari penjualan buah pepaya calina itu, Andi saban bulan bisa bawa pulang omzet Rp 16 - Rp 20 juta. Pasar buah pepaya calina milik Andi ada di hampir seluruh pulau Jawa. "Sejak awal tahun saya memasok ke Hypermart, Giant dan ritel modern lain di Jawa Tengah," kata Andi.
Selain berbuah besar, budidaya pepaya calina relatif mudah. Seperti pepaya umumnya, pembudidaya catalina harus memperhatikan pasokan air yang cukup. Berbuah sepanjang tahun, satu pohon pepaya calina bisa menghasilkan hingga 40 buah dalam satu panen.
Banyak alasan yang membuat orang berhasrat membudidayakan pepaya calina. Salah satunya adalah ukuran buahnya yang relatif besar. Apalagi, proses budidaya pepaya ini juga terbilang mudah, yakni sama dengan pepaya kebanyakan.
Denny Rahmadi, salah seorang pembudidaya pepaya calina di Depok, Jawa Barat, mengatakan bahwa pepaya calina sudah bisa berbuah saat usia baru delapan bulan. "Namun, panen maksimal mulai saat usia 1,5 tahun," tandas Denny, pemilik CV Pesona Raya Persada itu.
Waktu yang singkat untuk memanen itu pula yang membuat Denny jatuh cinta dengan pepaya calina. Apalagi, pepaya calina berbuah sepanjang hari tanpa kenal musim.
Apalagi, pepaya calina ini bisa tumbuh di mana saja. Namun, buah pepaya ini paling cocok ditanam di dataran tinggi dengan iklim sejuk. Bila ditanam di dataran rendah, pepaya ini tetap bisa berbuah namun hasilnya tak maksimal.
Bila tertarik ikut menanam, pertama, yang mesti dilakukan adalah memberikan bibit pepaya calina dengan pupuk dari kambing. Sekarung pupuk untuk satu pohon. Kedua, saat usia dua minggu, pohon pepaya calina harus disemprot dengan zat penguat daun.
Memasuki usia dua bulan dilanjutkan dengan penyemprotan zat perangsang buah. Zat ini penting untuk mempercepat proses pembungaan. "Biaya perawatan pepaya calina itu butuh investasi Rp 30.000 per pohon," terang Denny.
Saat usia dua bulan, proses selanjutnya adalah penggemburan tanah di sekitar pohon. Setelah itu, Anda bisa memasang bedengan atau wadah penyangga pohon pepaya agar tidak miring dan tidak mudah patah.
Untuk pemberian pupuk lanjutan dilakukan saat pohon pepaya calina berusia usia tiga bulan. Pupuk yang dibutuhkan itu adalah jenis KCL, SP 36, ZA dan NPK. Pemupukan penting dijaga, karena bisa berpengaruh pada produktivitas buah.
Andi Sutrisno, pembudidaya pepaya calina di Solo, Jawa Tengah menyarankan pembudidaya untuk menjaga pasokan air. Penyiraman cukup satu kali dalam sehari. "Penyiraman juga tidak boleh banyak, karena bisa mengurangi rasa manis buah," kata dia.
Pohon pepaya calina biasanya akan berbunga pada usia tiga atau empat bulan. Saat itu, pembudidaya mesti melakukan seleksi pohon yang produktif. "Pastikan tanaman pepaya yang ditanam itu sempurna," terang Denny.
Saat pepaya berbunga, pembudidaya baru akan mengetahui apakah pohon yang ditanam itu pepaya betina yang produktif atau malah jenis hemaprodit (tidak produktif). "Pohon hemaprodit harus dipisahkan dan ganti dengan pohon betina," terang Denny.
Salah satu ciri bunga hemaprodit bisa dilihat dari ciri-ciri bunga, yakni memiliki bunga berbentuk tombak, menggembung besar di tengah lalu meruncing ke bagian ujung bunga.
Saat usia delapan bulan, pembudidaya sudah bisa menikmati hasil panen. Setiap pohon, jamaknya bisa berbuah mulai dari 25 buah hingga 40 buah, tergantung seberapa bagus proses pemupukan.
Adapun musuh pepaya calina ini adalah hama kutu putih, yang bisa mengganggu pertumbuhan buah. "Cara penanganannya cukup disemprot dengan pestisida," terang Andi. (Kontan)