Produksi Kedelai-Jagung Turun, Pemerintah Genjot Impor
“Alasan impor adalah kebutuhan pangan yang luar biasa tinggi, sementara produksi dalam negeri kurang” ujar Sasmito dalam jumpa pers Inflasi Oktober 2013 dan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2013” BPS di Jakarta, Jumat 1 November 2013.
Hal tersebut selaras dengan pemaparan Ketua BPS Suryamin. Untuk kedelai, produksi dalam negeri semakin turun. Sementara kebutuhan masyarakat akan kedelai terus meningkat. Suryamin menyitir bahwa pemerintah sedang melakukan program peningkatan produksi lima komoditas (beras, jagung, kedelai, gula, daging) pangan supaya dapat mengejar swasembada pangan. “Kemrin sempat dibahas di Peringatan Hari Pangan Sedunia XXXIII di Bukittinggi."
Dalam pemaparan Berita Resmi Statistik Triwulan III, produksi kedelai tahun 2013 diperkirakan menurun sebanyak 35,38 ribu ton (4,22%) atau diperkirakan sebesar 807,57 ribu ton biji kering. Penurunan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena turunnya luas panen seluas 13,49 ribu hektar (2,38%) dan produktivitas sebesar 0,28 kuintal/hektar (1,89%). Penurunan produksi kedelai tahun 2013 diperkirakan terjadi di Jawa sebesar 61,71 ribu ton, meskipun di luar Jawa mengalami peningkatan sebesar 26,12 ribu ton.
Menurut Suryamin, perbedaan produksi di daerah Jawa dan luar Jawa disebabkan karena terdapat beberapa daerah yang tidak cocok dengan kedelai. “Salah satu peningkatan produksi kedelai di provinsi tertentu karena adanya peralihan komoditas yang ditanam," jelas Suryamin.
Produksi jagung juga diperkirakan menurun sebanyak 0,88 juta ton (4,52%). Penurunan produksi jagung tahun 2013 diperkirakan terjadi di Jawa sebesar 0,53 juta ton dan di luar Jawa sebesar 0,35 juta ton. Selain karena cuaca, penurunan produksi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 100,24 ribu hektar (2,53%) dan turunnya produktivitas sebesar 1 kuintal/hektar (2,04%).
Sedangkan produksi padi pada tahun 2013 menurut angka ramalan II diperkirakan sebesar 70,87 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami peningkatan sebanyak 1,81 juta ton (2,62%) dibandingkan 2012. Namun, untuk produksi jagung diperkirakan menurun sebanyak 0,88 juta ton (4,52%). Ketua BPS Suryamin memaparkan cuaca memengaruhi produksi di antara dua komoditas (padi dan jagung) tersebut.
“Pada triwulan II akhir tahun, musim kemarau basah memang bagus untuk menanam padi. Kemarau basah ini kadang-kadang turun hujan. Untuk padi bagus, sedangkan untuk jagung tidak begitu bagus,” papar Suryamin.
TRISTIA RISKAWATI
SUMBER: http://www.tempo.co