Mutu Rambutan yang Laku untuk Ekspor
Rambutan yang Laku untuk Ekspor
Rambutan merupakan buah khas negeri tropis. Tak heran bila ia mendapat julukan tropical fruit. Taufik, orang nomor satu di PT Multi Sarana, sebuah perusahaan pengekspor buah, malah menyebutkan bahwa seorang rekan bisnisnya di Eropa menjuluki rambutan sebagai exotic fruit. Si exotic fruit ini rupanya menarik perhatian orang di luar negeri. Terbukti dari permintaan ekspor yang terus mengalir dari Eropa, Timur Tengah, bahkan Asia. Sayang Indonesia belum punya standar mutu buah- buahan untuk memenuhi permintaan tersebut.
Akan tetapi Agus Ass, Manajer PT Jabarindo yang juga bergerak di bidang ekspor buah-buahan, prihatin akan mutu rambutan Indonesia. Kesulitannya sebagai seorang eksportir rambutan ke negara-negara di Timur Tengah, Brunei, dan Singapura adalah belum bisa menyediakan rambutan bermutu bagus secara teratur. Taufik pun mempunyai masalah yang sama. "Tidak ada pemasok yang mempunyai pohon rambutan dalam jumlah banyak dan yang buahnya bagus- bagus," keluhnya.
Mutu rambutan Indonesia sebetulnya bisa dibanggakan. Malah menurut Taufik, rambutan kita bisa menyaingi Muangthai, negara yang tersohor dengan mutu buahnya. "Rambutan muangthai masih kalah dibandingkan rambutan binjai," tutur Taufik. Namun, baik Taufik maupun Agoes sama-sama sepakat bahwa hanya jenis- jenis rambutan tertentu yang laku diekspor. Ini ada hubungannya dengan persyaratan yang diminta pihak pembeli di luar negeri.
Rambutan yang diminta importir
Berbicara soal ekspor memang tidak terlepas dari soal mutu. Menurut kedua eksportir tadi, beberapa syarat yang harus dipenuhi rambutan mutu ekspor adalah sebagai berikut.
1.Warna merah cerah
Orang Eropa menyebutnya dengan istilah red. Warna seperti itu terdapat pada rambutan yang matangnya pas, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Begitu pentingnya warna rambutan ini bisa disimak dari contoh berikut. Rambutan rapiah yang mendapat tempat khusus di kalangan penggemar rambutan di Indonesia karena rasanya yang enak, malah ditolak oleh pasar Eropa. Warnanya yang hijau menyebabkan jenis ini dianggap masih mentah.
2.Rasanya manis dan mengelotok
Manis yang dimaksud di sini adalah manis khas rambutan dan segar. Di samping itu daging buah juga harus mudah terkelupas dari bijinya. Jenis-jenis rambutan yang manis dan mengelotok ini antara lain: binjai, aceh lebak, aceh macan, dan aceh gula batu.
3.Ukurannya besar dan seragam
Kriteria besar untuk rambutan memang
belum pasti. Namun pihak importir menginginkan ukuran yang besar (big), seukuran rambutan aceh lebak di saat panen raya.
4.Bulu rambutan panjang dan kasar
Ciri ini menunjukkan bahwa rambutan masih segar, baru dipetik. Rambutan yang sudah dua hari lewat dari waktu pemetikan bulunya layu.
5.Disertai tangkai buah
Rambutan yang hendak diekspor harus bertangkai buah. Panjang tangkai minimal 0,5 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesegaran buah. Dengan cara seperti itu rambutan bisa bertahan tetap segar selama tiga hari.
6.Bersih
Rambutan harus bebas dari semut, binatang lain, kotoran semut, dan kotoran- kotoran lainnya. Semut biasanya menyebabkan warna hitam pada kulit rambutan, sedangkan kutu semut menyebabkan warna putih. Kedua hal itu tidak boleh ada pada rambutan yang hendak diekspor. Bila noda-noda hitam atau putih itu tidak begitu banyak, rambutan bisa dibersihkan dengan menggunakan sikat ijuk yang lembut. Bila nodanya terlalu banyak lebih baik rambutan itu disingkirkan.
Mengingat rambutan termasuk buah yang gampang ditebak mutunya--tidak seperti manggis yang sulit ditebak mutunya karena daging buahnya dilindungi kulit buah yang keras-maka penanganan rambutan kualitas ekspor perlu dilakukan dengan hati-hati. (Trully).